• UGM
  • IT Center
  • Sekolah Vokasi
  • Departemen Teknik Sipil
Universitas Gadjah Mada Menara Ilmu Metode dan Teknologi Konstruksi Sipil
Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Visi, Misi, dan Tujuan
    • Road Map Menara Ilmu
    • Tim Menara Ilmu
    • Alamat Kontak
    • Mitra Kerjasama
  • Penelitian dan Inovasi
    • KBK Struktur
    • KBK Transportasi
    • KBK Hidro & Lingkungan
  • Artikel
  • Video
    • Tutorial (Pembelajaran)
    • Profil
  • Galeri
  • Beranda
  • Hidro dan Lingkungan
  • Apa Penyebab Banjir Bojonegoro?

Apa Penyebab Banjir Bojonegoro?

  • Hidro dan Lingkungan
  • 24 June 2019, 11.04
  • Oleh: rian.mantasa.s.p
  • 0

Oleh Rian Mantasa S.P., S.T., M.Sc.

Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi di Indonesia tiap tahunnya, khususnya di musim penghujan. Penyebab utama banjir adalah ketidakmampuan sungai untuk menampung debit hujan yang terjadi. Selain itu, banyak faktor lain yang menyebabkan dampak banjir bertambah parah. Sebuah penelitian dengan mengambil studi kasus di salah satu daerah di Indonesia, yaitu Bojonegoro, mengungkapkan hal yang senada.

Bojonegoro merupakan daerah yang cukup unik. Ketika musim kemarau, daerah tersebut kekeringan, namun selalu banjir saat musim penghujan. Artikel ini akan menceritakan penyebab terjadinya banjir di Bojonegoro, sedangkan masalah kekeringan akan dibahas pada artikel yang lain.

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Bojonegoro (Sumber: Administrasi Kabupaten Bojonegoro)

Gambar 1 menampilkan gambar sungai yang melewati Kabupaten Bojonegoro. Sungai tersebut melintasi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebuah lagu pun menagabadikan nama sungai ini, Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo melintasi Kabupaten Bojonegoro bagian utara. Hal ini menyebabkan banyaknya area rawan banjir di Kabupaten Bojonegoro berada di sisi utara.

Dalam analisis banjir ini, hal yang pertama perlu dipelajari adalah hujan yang turun di daerah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil data hujan dari stasiun hujan terdekat. Stasiun hujan terdekat yang relevan digunakan di lokasi perencaaan adalah stasiun penakar hujan Semarang, stasiun penakar hujan Yogyakarta, dan stasiun penakar hujan Sawahan (Nganjuk). Setelah itu dianalisis agar mendapatkan banjir 5 tahunan, 10 tahunan, 25 tahunan, 50 tahunan, dan 100 tahunan. Gambar 2 menunjukkan hasil dari analisis dari data hujan.

Gambar 2 Hasil Analisis Debit Banjir Bojonegoro

Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa debit paling besar terjadi pada kala ulang 100 tahunan, yaitu 3750 meter kubik per detik. Setelah itu, debit ini akan dimodelkan ke dalam kapasitas Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dalam bentuk dua dimensi (2D) menggunakan pemodelan HEC-RAS. Berdasarkan hasil yang tertera pada Gambar 3, penyebab banjir di Bojonegoro adalah kurangnya kapasitas sungai. Hal ini bisa diakibatkan adanya sampah dan sedimen yang mengendap di dasar sungai.

Gambar 3 Hasil Pemodelan Banjir Sungai Bengawan Solo bagian Hilir

Referensi:

Estimating design flood and HEC-RAS modelling approach for flood analysis in Bojonegoro city

R M S Prastica, C Maitri, A Hermawan, P C Nugroho, D Sutjiningsih and E Anggraheni

Published under licence by IOP Publishing Ltd
IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, Volume 316

 

 

 

 

 

 

 

Tags: banjir banjir bojonegoro bojonegoro HEC-RAS pemodelan banjir
Universitas Gadjah Mada

Menara Ilmu Metode dan Teknologi Konstruksi Sipil
Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi UGM
Jl. Yacaranda, Sekip, Yogyakarta 55281, Indonesia,
E-mail: tekniksipil-sv@ugm.ac.id
Telp/Faks: 0274-545193, Hp: 085100112126
Website: https://tekonsipil.sv.ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju